【比推】Vana akan mengadakan diskusi bertema "Dari Emosi ke Nilai: Melepaskan Potensi Modal Data Budaya di Vana" pada 31 Juli, mengundang Spotify DataDAO (yang baru saja menjual data streaming yang dimiliki pengguna kepada SoloAI), mantan CTO H&M yang kini menjadi penasihat senior, pendiri BeyondSDG Noreen N., serta Direktur Umum Yayasan Vana Art Abal untuk berpartisipasi.
Percakapan kali ini berfokus pada satu poin inti: data pribadi menjadi aset budaya paling berharga di era modern. Data ini dapat memprediksi selera, mendorong keputusan bisnis bernilai miliaran dolar, dan mengubah sinyal sosial menjadi pendapatan nyata. Baik dalam mode maupun kecerdasan buatan, kita sedang membuka sistem ekonomi yang sama sekali baru—pengguna tidak hanya memiliki sinyal data, tetapi juga menentukan hasil akhir.
Seiring dengan semakin kaburnya batas antara etika, identitas, dan pendapatan, kami akan menggali lebih dalam bagaimana kepemilikan data membuka batasan baru untuk kekuasaan, nilai, dan otonomi budaya.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Forum Vana: Mengungkap Nilai Budaya dan Ekonomi dari Data Pribadi
【比推】Vana akan mengadakan diskusi bertema "Dari Emosi ke Nilai: Melepaskan Potensi Modal Data Budaya di Vana" pada 31 Juli, mengundang Spotify DataDAO (yang baru saja menjual data streaming yang dimiliki pengguna kepada SoloAI), mantan CTO H&M yang kini menjadi penasihat senior, pendiri BeyondSDG Noreen N., serta Direktur Umum Yayasan Vana Art Abal untuk berpartisipasi.
Percakapan kali ini berfokus pada satu poin inti: data pribadi menjadi aset budaya paling berharga di era modern. Data ini dapat memprediksi selera, mendorong keputusan bisnis bernilai miliaran dolar, dan mengubah sinyal sosial menjadi pendapatan nyata. Baik dalam mode maupun kecerdasan buatan, kita sedang membuka sistem ekonomi yang sama sekali baru—pengguna tidak hanya memiliki sinyal data, tetapi juga menentukan hasil akhir.
Seiring dengan semakin kaburnya batas antara etika, identitas, dan pendapatan, kami akan menggali lebih dalam bagaimana kepemilikan data membuka batasan baru untuk kekuasaan, nilai, dan otonomi budaya.